Posting Tugas diskusi Arsitektur Dijital Jumat 27 Februari 2009
Diagram > bisa sketsa ato bagan/susunan
sebagai bagian dari system pengajaran di University of east london, saya menanyakan para siswa jika mereka dapat menghitung berapa banyak tipe gambar umum (generic drawing) ada di dalam praktek arsitektur, atau berapa banyak jenis gambar berbeda yang sudah mereka hasilkan di dalam portfolio atau di dalam pengalaman pekerjaan mereka. ini bukan suatu pertanyaan tentang media menggambar, tetapi tentang kegunaan menggambar, saya mebicarakan tentang tipe perencanaan, tampak dan potongan, presentasi gambar dan informasi teknis, dan berbagai variasi tingkat penggambaran detil. saya berbicara tentang sket-sket konsep, diagram suatu sistim, skema struktural dan bahkan proses mendapatkan pemetaan. apa peranan dari berbagai macam jenis gambar di dalam proses desain, dan di luar? bagaimana caranya supaya dapat bekerja? Kode grafis apa yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang seharusnya ada digambar? betapa bermanfaat gambar tersebut?,kapan dan mengapa seorang perancang memilih untuk menciptakan nya pada pokoknya?
seorang siswa yang cerdas akan berkomentar bahwa yang ada sekarang hanya kebutuhan akan jenis dari gambar arsitektural. itu disebut 3-D CAD model dimana gambar 2 dimensional dapat digali secara akurat dan baik. jawaban yang cerdik, tetapi itu menerima tanpa bukti bagaimana semua informasi yang dimodelkan ada di sana pada pokoknya. apakah itu cukup untuk mengatakan bahwa desain secara apa adanya dan termodelkan secara eksklusif? apakah modeling sendiri suatu jawaban yang cukup untuk menghasilkan informasi desain yang lebih baik /mendorong ke arah desain lebih baik? sebelum kita dapat membangun informasi ke dalam suatu model, kita harus menggunakan media di mana kita dapat memisahkan masalah desain dan mengeksplornya lebih dalam. teknik sketsa masih bermanfaat. lebih dari itu, 2-D CAD (abstract diagramyang digambar dengan cepat) boleh jadi penuh dengan potensi yang tidak ditemukan
kemunculan dari gambar-gambar gereratif
jenis gambar yang berbeda memainkan peran-peran yang berbeda di dalam proses desain. tidak seperti extracted section from a CAD model, traditionally abctacted architectural drawing dapat menangkap architectural intensions dalam cara-cara yang yang mungkin tidak terkoordinir satu sama lain. kepada beberapa mungkin terlihat seperti sampah, sedangkan yang lainnya akan mengenali tipe gambar tersebut adalah suatu proses penting yang mempunyai kompleksitas yang lebih besar dalam mendesain. dari konsep awal ke instruksi kontrak, peranan dari gambar 2-dimensional susah diukur, karakteristik gambar 2-dimensional ialah tidak selengkap 3D model, kemudian 2-dimensional dapat memberikan berbagai macam outcome dalam bentuk 3D modelnya.
suatu contoh yang baik disediakan oleh component distribution diagramming (CDD), suatu metodologi yang dapat memberikan informasi tentang (model-model yang dibangun dari 2-dimensional) distribusi diagram. metodologi berasal dari suatu lebar dan aplikasi umum di dalam arsitektur, terutama jika anda memahami peran arsitek itu sebagai salah satu yang membagi space dan building component yang menggambarkan space itu sendiri. sampai saat ini, Slider Studio sudah mengembangkan pendekatan untuk desain kulit bangunan, dan mempercepat dalam membuat model perumahan, penilaian-penilaian lokasi dan masterplanning
CDD metodologi didukung oleh costumized- computational-design-software, diterbitkan di VBA untuk microstation, yang sudah berkembang untuk architectural- typology yang berbeda. Software ini memudahkan dalam mencari semi-automatic-generative-design, membuka peluang arsitek-arsitek untuk membuat diagram/sket sederhana -dengan hanya beberapa klik pada mouse -untuk menghasilkan desain yang kompleks dan komplit kedalam 3D. proses itu dapat mengambil beberapa menit bukan jam yang dibandingkan dengan drafting CAD yang tradisional atau metoda-metoda modeling. bagian yang paling sulit, bagaimanapun, adalah pemikiran desain untuk membuat suatu sket abstrak yang baik.
CDD adalah metodologi desain yang bermanfaat, memenuhi seorang arsitek untuk menguraikan masalah arsitectural yang ada sebagai suatu 'distribusi ruang' dari komponen yang lebih kecil ;masing-masing komponen berisi 'pengetahuan' arsitektural dari hal itu sendiri, bagaimana ruang-ruang dapat didistribusikan (dan bagaimana komponen tersebut harus bertindak ketika didistribusikan). ada banyak trik seseorang dapat memainkan di dalam proses CDD, meliput empat langkah-langkah yang dasar di sini. langkah-langkah ini digambarkan oleh ciptaan (by the creation of) (1) komponen dan (2) diagram, yang diikuti oleh generasi yang otomatis (3) informasi -3D model dan (4) laporan evaluasi.
menangkap pengetahuan di suatu komponen : untuk langkah yang awal, kita akan mempertimbangkan; menganggap komponen-komponen untuk dibagi-bagikan. mungkin tidak mewakil pemasangan actual constructional yang nyata tergantung atas pendekatan adopsi. Komponen tersebut perlu dikenali dan dibayangkan oleh perancang sebagai object terpisah yang dapat dirancang dan dimodelkan baik dua atau dimensi tiga, dan yang ditambahkan ke’library’ sebagai komponen-komponen yang serupa.dalam ciptaan, atau setelah event tersebut, informasi dapat ditambahkan untuk memberi komponen pengetahuan tentang bagaimana mereka dapat didistribusikan (dan dalam aplikasi tingkat advance, bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan aksi). dengan cara ini arsitek membangun bangunan lalu medistribusikannya (figur 3)
rencana-rencana tersebut adalah sebuah generator. Tahap yang kedua melibatkan penciptaan diagram. diagram dibuat dari jenis yang berbeda dari garis dan bentuk/raut ( disebut pendekatan bentangan setelah felt-tip pen untuk mendisain). suatu perubahan kecil di dalam instruksi dari tiap penanda dapat mempunyai suatu pengaruh yang pokok pada hasil dari suatu model dan di dalam kapasitas ini, diagram jmenjadi setengah generatif. Pendistribusian diagram tidak memerlukan suatu rencana rencana, tetapi rencana muncul dengan adalah abstraksi yang utama ruang (spasi yang dapat dihuni yang terukur, dan merekam fungsi ruang untuk memiliki satu pengaruh di diagram distribusi
populasi model : tahap yang ketiga diaktifkan dengan pemilihan diagram itu untuk dipopulasikan, menunjuk pustaka komponen yang benar dan menekan suatu tombol. saat program sedang berjalan, masing-masing penanda di dalam diagram itu diuji dan menjalankan suatu perintah untuk pendistribusian. perintah ini akan sangat tergantung pada jenis dari penanda diagram dan jenis dari komponen-komponen untuk suatu masalah arsitektural yang spesifik
design metrification : tahap yang keempat di dalam proses itu adalah suatu evaluasi. setelah anda sudah menghasilkan suatu distribusi komponen model, secara penuh yang penuh dengan pengetahuan -komponen-komponen yang medasar, anda dapat mengakses data untuk mengevaluasi deberapa baik data tersebut. sudahkah anda mendapat mix-housing yang benar atau ratio perparkiran mobil? apakah solusinya untuk menemukan perbandingan-perbandingan glazing-ratio yang sesuai? dapatkah anda usahakan untuk membangun solusi ini? distribusi komponen modelyang terprogram dihasilkan dengan membaca perintah di dalam diagram yang asli - serupa dengan membangun informasi yang meliputi database yang dapat disangsikan. laporan-laporan yang disesuaikan dapat dihasilkan untuk menyediakan metric yang relevan untuk menilai desain bangunan, tetapi menuntut semakin banyak kinerja desain dan indikator mutu. For better or worse design measurement is here to stay.
Tantangan Design oleh Make
Stuart Fraser, Make Architect
kita pernah bekerja di daerah perumahan bergengsi di pusat kota London. konsep fenestration dari bangunan ini dirancang untuk mencerminkan fungsi-fungsi yang berbeda masing-masing ruang dengan aparteman lainnya. Meliputi , kamar tamu dengan luasan yang besar, jendela yang terbuka, memaksimalkan pemandangan diluar dan menangkap gambaran cahaya terang yang masuk ke dalam ruangan. sebagai pembanding, kamar tidur lebih mencerminkan perasaan intim sehingga memerlukan pencahayaan yang lebih privat dan lembut; fenestration ruangan ini terdiri dari kombinasi antara slender horisontal dan vertikal serta sedikit bumbu opening light.
menggunakan filsafat fenestration fungsional ini kita coba mengembangkan hal-hal lainnya itu untuk menghindari bagian muka gedung yang berulang namun tetap menyediakan satu irama tertentu dengan suatu hirarki visual yang jelas dan menyesuaikan dengan tiap fungsi yang berbeda. Untuk melengkapi gagasan ini, kita percaya pada cladding panel seharusnya mempunyai suatu pendekatan yang serupa, di mana panel-panel yang individu kadang-kadang dibariskan dan kadang-kadang offset dengan jarak tertentu antara satu sama lain.
Kita telah mengembangkan tipe menggambar generic milik kita sendiri untuk memahami perbedaan solusi cladding yang bersebrangan dengan fasad entri, yang disebut ‘functional elevation’. Type ini adalah stripped-back elevations, dengan nyata merekam ruang (khususnya fungsi-fungsi ruang tersebut) di balik bagian muka gedung. Sudut fungsional menyediakan suatu acuan yang strategis untuk membantu komposisi kita pada fasad, meliputi posisi fenestration yang diikuti oleh panelisasi. Studi-studi yang kami lakukan menimbulkan 11 tpe panel yang berbeda pada bangunan. Pertanyaan itu adalah :dapatkah metode komputer tingkat lanjut memperbaiki ini?
Tanggapan Slider studio
Michael Kohn
Untuk mengerjakan masalah ini, Slider mengembangkan perangkat lunak DoX (kependekan dari Death of the glass box). DoX menggunakan metodologi distribusi komponen diagramming (CDD) yang menggunakan informasi diagram untuk mendistribusikan informasi komponen-komponen tersebut. Tentu saja tergantung atas metodologi desain arsitek yang ada yaitu tingginya fungsi desain tersebut dan menyediakan semi perangkat lunak yang kuat untuk pencarian desain generatif secara otomatis.
Perangkat lunak DoX memiliki 'sel pembangun' untuk membuat komponen-komponen cladding yang primer dan sekunder, dimana dapat membedakan tipe cladding antara padat dan yang dipasangi kaca. Diagram rencana diciptakan oleh jiplakan garis luar dan meliputi penanda-penanda yang merekam fungsi-fungsi internal ruang di balik garis tersebut. Diagram ini secara otomatis diubah jadi satu tempat kumpulan naskah-naskah, menandakan di mana komponen-komponen utama yang berbeda (kaca) dapat terpisah otomatis sesuai fungsi ruangnya. DoX menempatkan komponen-komponen yang utama dan mengisi ruang-ruang sisa dengan komponen sekunder (cladding panels).
Sebagai alternatif, arsitek-arsitek itu dapat bekerja secara langsung secara meningkat, seperti regu Make memilih untuk melakukan gambar 8, dengan menggambar secara langsung tempat-tempat naskah tersebut dan menggerakkan ini untuk menyesuaikannya. Dengan mengubah lebar cladding dari tiap komponen-komponen dan menentukan toleransi-toleransi penempatan yang berbeda untuk masing-masing tempat-tempat naskah tersebut, sejumlah variasi-variasi pengangkatan dapat dihasilkan sampai satu solusi yang sesuai dengan nomor yang diperlukan dari lebar-lebar panel ditemukan. Pada akhirnya, Make menemukan suatu solusi kepada masalah cladding mereka yang menggunakan hanya empat lebar panel sebagai ganti 11. Make setuju ini tidak akan sukses tanpa bantuan dari DoX.
peran dari placeholder -variabel yang tak kelihatan
(konsep komputerisasi yang pokok dibutuhkan untuk memahami metodologi CDD seputar penggabungan pustaka2 komponen dengan penanda diangram distribusi.Penanda2 individual sangat utama ditampilkan sebagai ’placeholders’ untuk komponen yang berbeda. Penanda gambar di CDD dengan efektiv menempatkan tipe yang berbeda dari ’placeholders dengan peraturan yang mengatur hal itu. Dengan basis tersebut metodologi ini sangat open-end.
Sebuah objek ’placeholder’ dapat dipahami sebagai suatu jenis variabel yang tak terlihat , karena secara langsung mencerminkan fungsi variabel dalam bahasa program, menciptakan dan sesudah itu mengendalikannya. Lebih abstrak lagi, ketika melihat model arsitektural yang telah selesai, ’placeholders’ tersebut belum ada. Ketika menggunakan ’placeholder’ dalam model, arsitek dengan efektif mengenalkan tujuan desain secara umum tanpa memotong pilhan masa depan untuk mengubah komponen perancangan yang spesifik
peristiwa yang lain yang menarik dari placeholder itu adalah gagasan di mana satu arsitek dapat memilih derajat tingkat dari toleransi yang bisa diijinkan di dalam menempatkan satu obyek di dalam ’placeholder’. Yakni,’placeholder’ dapat lebih luas dari pada sebuah objek atau lebih dan bisa ditempatkan ke dalamnya. Tepatnya, dimana suatu objek ditempatkan dalam ’placeholder’ bisa menjadi sebjek untuk aturan yang lain –seperti peraturan yang proporsional dalam sebuah kasus dari alogaritma yang spesifik- atau itu bs menjadi sebjek atau pilihan acak, yang dieksekusi sacara manual dengan peran dari sebuah dadu atau digenerate menggunakan generator komputer yang acak. Ini menjadi tingkat dari toleransi ’placeholder’ yang dimasukkan dalam software untuk mengeksplor pola fasad yang kompleks.
metodologi model - diagram arsitektur
hubungan seorang arsitek dengan model 3D berlanjut menjadi sebuah pendewasaan sebuah teknologi yang baru diminati. CGI - photorealistic sudah muncul suatu jenis gambar/ keperluan untuk mendukung pemasaran design proposal yang menjadi jalan plintas dalam merancang. tetapi arsitek-arsitek sekarang juga turut menguji peran dari model untuk interogasi desain dan evaluasi, dan melekatkan kegunaan 3D- model ke dalam metodologi desain mereka sehari-hari. metodologi untuk membangun model yang efektif, sangat menolong dan diagram distribusi komponen mungkin punya suatu peran untuk bermain di sini, ada banyak contoh sistem distribusi di dalam desain arsitektur yang bisa dikenali dan diwakili melalui CDD.
melanjutkan model
maka, berapa banyak tipe gambar dalam medesain? Ini seperti berusaha untuk menemukan banyak tipe ikan di laut. seperti halnya arsitektur dan metodologi desain bahwa menghasilkan gambar, media gambar juga bisa berevolusi dan bermutasi. mungkin ada ratusan tingkat menggambar yang bisa diidentifikasi di dalam proses-proses desain arsitektur, dan masih banyak lagi lainnya yang akan ditemukan. beberapa gambar akan sisa sebagai tulisan cakar ayam yang sederhana mencirikan hasil kerja orang dari suatu kegiatan medesain. Kemudian yang lain akan membuat desain dengan komputerisasi yang kompleks. Computer sebenarnya adalah merupakan alat bantu dalam proses desain.