March 15, 2009

KM ku sayang.. KM ku malang..

sepenggal kisah ruang dibawah tangga tersebut..

ada satu topik menarik yang dipostkan oleh seorang dosen di Catetan Facebook. sebenernya saya nggak ditag, ato emang sengaja nggak di tag, tapi entah beruntung ato buntung, saya menemukan topik luar biasa ini di Facebook salah seorang teman.

topik ini membahas tentang keberadaan KM (keluarga mahasiswa) di kampus saya. tentang berbagai kontroversi mengenai keorganisasian sampai keanggotaan KM itu sendiri. saya cukup kesal ketika beberapa yang mengisi komen hanya mereka-mereka yang melihat KM dari jauh saja (masuk pun tak sudi). sedikit kecewa dsebut sebagai "pihak2 tertentu saja, yang notabene tidak berkaitan dengan jalan/tidaknya program KM ?". sebutan yang sungguh kejam. dianaktirikan hanya karena cover luar saja. tapi juga menohok saya yang sudah berorganisasi disini selama 3 tahun. mana wujud KM saya? mana manfaat yang bisa dipetik selain hal2 yang bersifat hiburan?
maka dari itu saya mencoba berpendapat, dengan pengalaman 3 tahun saya menjadi bagian dari 'pihak2' serta 'the real KM' itu sendiri. beginilah coretan tersebut:

wall1:
ah menambhkan saja ya.. overall uda disebutin di atas ci.. tapi mau sedikit sharing saja...
Setuju dengan wall pak dimas tentang struktur KM yang copy paste,, tapi sebenernya mereka-mereka adalah orang yang bisa diatur kok bu,, dalam arti kalo pun diarahkan dan di ajak bisa lebih baik dan terorganisir..
bukan membela karena saya sering berdialog dengan "pihak2 tertentu saja, yang notabene tidak berkaitan dengan jalan/tidaknya program KM", tapi saya juga pernah (masih) ikut dikepengurusan KM 2006-2009. bener kata abi, kegiatan KM yang selama ini (selama saya ikut) kebanyakan hanya berkisar diacara band-bandan (bahkan acara sejenis denger2 terakhir ini terancam gagal akibat kepengurusan yang entah kenapa berbelit2) yang menurut saya sama sekali nggak membangun kecuali hiphiphura-hura. malah, kegiatan yang lebih berbobot kayak acara pasca KKA, seminar, lomba-lomba, pameran hanya dilakukan oleh beberapa pihak yang masih care dan peduli dan itupun dibawah nama angkatan...

wall2:
bukan dinaungi oleh KM itu sendiri.
kalau membicarakan masalah 'pihak2 tertentu' itu, yang selalu dianggap hanya untung pribadi, sebenrnya kalo punya pngaturan yang bagus, acara maket2n bisa menambah devisa KM sendiri,tanpa harus beriri-iri ria.hanya saja selama ini nggak ada hukum tertulisnya, jadilah begitu..
kalo masalah ruang KM yang dipakai 'pihak2 tertentu', saya kurang setuju. waktu jaman kepengurusan mas du, kami sering sekali rapat menggunakan ruang KM. bahkan loker KM pun diisi oleh properti yang benar2 'real KM'. kalo tiba2 sekarang jadi dipakai oleh 'pihak2' itu saja, ya bukan salah mereka, tapi salah personal, kenapa nggak mau gabung dan berkawan? kenapa nggak mau memulai berkenalan? hanya karena alesan pihak tetangga?

wall3:
saya sedikit kecewa ketika ruang KM harus dipindahkan ke tangga darurat, alesan pertama adalah KM kita nggak punya identits lagi. saya sering banget kedatangan beberapa tamu diluar jurusan yang datang ke kampus menanyakan ruang KM dimana untuk sekedar menempel poster atau menyebar pamlet. sedih sekali, ketika mereka terbelalak nggak percaya ngeliat fakta dimana ruang KM kita berada apalagi ketika dalam kondisi kotor parah. belum lagi pertanyaan yang menanyakan keberadaan ketua KM,,tambah nelangsa ngejawabnya,,
alesam kedua, ketika insiden itu dirapatkan, yang membela keberadaan ruang tersbut justru org2 yang selalu dianggap nggak ada hubungannya dengan KM itu, 'the real KM' sama sekali nggak nongol batang hidungnya, mereka cuman angkat bahu dan nggak mau tahu,, nggak memperjuangkan sama sekali,,

wall4:
menurut saya yang menjadi pertanyaan sesungguhnya adalah makna KM itu sendiri.. organisasikah.. atau mau tetap diisi 'pihak2' itu saja?
kalo itu organisasi, ayo bangun yang bener, wadahi kita secara bener yang bener2 ngarsiplan nggak cuman kyk gt2 aja..
harapan saya sih, kalo seandainya ruang KM kami kembali ('pihak2' itu sedang terus berusaha bernegosiasi dengan beberapa dosen sampai tulisan ini ditulis), tetap ada ruang bagi 'pihak2' tersebut tanpa harus menghilangkan kegiatan 'the real KM' didalamnya. mungkin cukup dibagi dan disekat. 'mereka' tidak perlu dihilangkan dan dibubarkan, karena saya (merasaa) justru belajar banyak dr org2 spt mereka, cukup diarahkan agar lebih teratur,,
sekali lagi saya tidak berusaha membela pihak tertentu,, hanya ingin mengubah pandangan sekalian tentang 'cover depan' KM kita tercinta..
monggo berdiskusi,, pasti ada saran yang lebih luar biasa dari sekedar curhatan (yang moga2 tidak) sia-sia ini..

wall5:
sedikit saran (lagi)..beberapa ''wong tuo'' pernah cerita mengenai kepengurusan KM oleh angkatan 2001, yang disebut2 jaman kejayaan.sukses berat!! mungkin kita bisa berbenah menjadi seperti itu.. atau malah lebih baik (harus),,


ada harapan kah KM menjadi bersinar?? ada harapan kah ia adil bagi sekitar.. mungkin paradigma ini yang harus di samaratakan pemikirannya..



March 11, 2009

Answer the Question ... with question

ah.. banyak banget ternyata komennya... pas buka.. langsung DHUARRR.. hehehekekke..

pertama tx alot buat yang uda berkunjung,,terutama yang mengatakan saya ke LONDON,,??? amin--amin.. doakan kesampaian.. hehehhe..

back to basic.. awal mula saya menulis topic berjudul "drawing out the models" bukan tidak mungkin dan tidak salah lagi itu semua merupakan translatean yang saya copy paste tanpa difilter. sebenernya dalam kurun waktu seminggu kemarin saya berencana menggantinya plus diberi beberapa gambar oke yang mendukung tulisan. namun setelah berkejar-kejaran dengan waktu dan terlibat perkelahian tanpa darah dengan mood yang semakin hari semakin tidak menentu, saya tetap saja tidak bisa memenuhi hasrat menuangkan hajat tersebut. (inti paragraf ini: saya ngeles lagi,, hehehe)

karena itu marilah saya menjawab beberapa pertanyaan anda sekalian pada kesempatan kali ini (dan kesempatan kali lain, karna saya rasa yang kali ini bakal tidak pernah memuaskan), tentu saja dengan keterbatasan keringat dan pengetahuan saya akan topik tersebut. semoga apa yang saya tuliskan dibawah ini menjadi suatu diskusi berlanjut dan membangun tanpa harus mempeributkan metode perkuliahan apa yang hendak kita pakai, studi kasus kah,, atau kuliah biasa,, (lho?? itu permukiman (>.<)v)



Drawing Out the Models (part2)


secara garis besar, software memang diciptakan sebagai alat yang mempermudah kerja kita. namun runut punya runut, pemikiran mengenai status software sebagai pembantu kadang malah salah diartikan. salah artikan disini berwujud menjadi sesuatu hal yang kronis, parah dan susah sembuh. terjangkit virus ketergantungan yang kalau tidak menggunakannya sekali saja, semua prosuk yang kita hasilkan menjadi sesuatu yang menurut kita tidak maksimal. buruk seburuk-buruknya..

tahukah anda ??
(pasti tau deh..)
setiap software diciptakan tentu saja memiliki keterbatasan. sotware yang A bisa mengukur sedemikian detail dan menemukan suatu angka yang mendekati kerekayasaan, namun software yang B hanya mampu mengukur mendekati sepersekian sampai nol koma bla bla...
hal itu adalah lumrah!! biasa!! jadinya kalau tiba-tiba seseorang bisa menghasilkan suatu produk luar biasa dengan suatu software, maka yang menjadi pengamatan disini bukan anggapan bahwa software yang dipakai luar biasa,, tapi kemampuan orang tersebut dalam memaksimalkan kemampuan software tersebut yang seharusnya jadi acungan jempol.



*3dmax, vray*



*potoshop*



*potoshop*

gambar diatas dihasilkan dari gabungan beberapa software. massa bangunan dibuat melalui 3dmax. render view menggunakan vray. posting orang dan tanaman serta langit dibantu oleh potoshop. disajikan di coreldraw. di potoshop lagi biar lebih oke plus resize image biar lebih mudah upload. dan akhirnya di drag dengan sedikit ketololan (lupa kalo bisa copy paste) di atas paragrap ini untuk membuktikan siapakan yang lebih pintar? saya ato software?

seperti halnya manusia,, setiap insan software ini saling melengkapi untuk kemudian menjadi sesuatu yang the best dimata kita. kalaupun masih belum sempurna, handdrawing tetap bisa menjadi pilihan utama mempercantik karya tersebut (
ada beberapa temen saya yang sangat jago dalam bidang kamusflase ini.. salut!! hehe)

mengenai software CDD yang disebut-sebut pada post 'kuning' sebelumnya. saya sudah mencoba mencari info mengenai keberadaannya di Indonesia dan kesimpulan saya mengarah pada kata: kemungkinan belum. metode programing desain yang kita pakai selama ini masih berupa manual dan sketsa-sketsa rekayasa. kalau toh ada beberapa software perhitungan RAB cepet dan tepat (coment salah satu teman) yang pernah saya lihat, itu bukanlah merupakan software murni tapi sebuat microsoft excel yang disetting sedemikian rupa sehingga ketika kita memasukkan seuatu nama bahan dan angka, maka berapa harga yang dikeluarkan akan otomatis tertera dikolom berikutnya. Sepenangkap saya pribadi saya memisalkan CDD itu seumpama flowchart (mohon dikoreksi). karena hal yang paling utama adalah bagaimana kita memodellingkan pemikiran kita sendiri. konsep kita yang nantinya akan menjadi massa yang mewakili itu semua.

*3d sanfransisco*




*analisis tampak (bentukan massa)*


*mercado-stra-caterina-2*


*3d modeling programing breakout*

penutup dari segala tulisan tidak mutu ini bukanlah berupa nasihat: sekolahkan otakmu sebelum kamu menyekolahkan tanganmu. tapi pertanyaan penting dan sangat membutuhkan jawaban: adakah yang bisa menginfo seperti apakah wujud CDD itu sendiri?? Secara saya belum bisa menjawab hal-hal yang berkisar mengenai CDD tersebut, maka saya mohon diri dan moon maap.. (hehehe..)




topik sejenis : blog: isabella fitria, rahmi suminar, anggita ardani, raissa pitasari

March 6, 2009

confused library

like usual..

perpus adalah tempat paling oke buat menyendiri. menyendiri dalam arti: gag pengen ditagih kerjaan, gag pengen ditagih duit, gag pengen ditagih tugas,, gag pengen ditagih apapun. perkara perpus naik jabatan jadi tempat ter-oke setelah KMku-nyaman-KMku aman adalah saat semua mata seolah bilang 'kapan? kapan yi? yi gimana? yi jadinya piye?'.

back to the night. setiap malem sebelum akhirnya bisa tidur *setelah sekian lama melamun apa yang sebaiknya dikerjakan* aku selalu me-list. daftar kegiatan dibuku agenda bonus cita cinta edisi januari. tapi ketika aku bangun tidur dan duduk sebentar, matahari seolah menantang dan dengan pasti berkata: 'tenang! tugas hari ini pasti bertambah'

bagusnya saat itu aku langsung tidur lagi.
tapi.. tidur gag menyelesaikan masalah. gag sama sekali!! yang ada bikin mata merah dan kepala sakit saking bnyaknya ganti posisi. aku pernah mencoba menghilang. gag negur sapa2. seolah gag ada. gag peduli. tapi tetep aja masalah itu gag pergi. ia hanya menanti. menanti untuk kembali dicoret dari daftar list apabila telah usai dan terpenuhi.

lalu aku harus kemana lagi selain ke perpus ini.
kembali ke sini. membuka agenda. memilah mana yang harus utama mana yang belakang. membuka hape. memandang layarnya sampe nyureng seolah bakal ada sederet jawaban di profilnya ato tiba2 dapet sms magic yang berisi mantra ajaib mengurangi semua tugas itu tanpa harus dikerjakan!!

yah!! aku memang butuh mantra!!
butuh buat ngilangin rasa iri ngeliat orang buang-buang waktu padahal di sini aku sedang mengumpulkan serpihannya...


March 5, 2009

HOUSE AS HOME

tim: ayi, hendro, ucil


...sebuah rumah ramah...


Sesehat apa rumah tersebut tergantung dari pemiliknya. Sesehat apa pemiliknya tergantung dari suasana hati. Sesehat apa suasana hati tergantung bagaimana arsitek memberikan wadahnya. Pemikiran singkat ini membawa kami mencoba melihat kata 'ramah lingkungan' ---> 'sehat' menjadi sosok pribadi yang harus dibelah-belah lagi. Dibelah disini adalah dipilah, difilter mencari makna yang terbaik untuk memberikan sebuah embrio bagi design yang sejak dua bulan lalu tetap menyandang gelar 'digodok'.

Setelah berdebat diam (?) dan menjalankan tugas sesuai naluri masing-masing, tibalah bagi design tersebut disatukan. dicari kemiripannya. untuk kemudian saya layout dan tuangkan dalam tulisan panjang. DAN dhuarr.. tak semudah itu berkata 'sehat' adalah sehat. M.B.I.P aka kambingjantan dengan pengalaman arsitekturnya yang uda melibihi panjang jenggotnya dengan enteng berkata.

"wis to??"

AKRGAHHAHA...

ingin rasanya mengulang ke awal dua bulan lalu. ketika beramai-ramai menggodok, seharusnya diselipkan 'sesi penyatuan pendapat dan pemahaman' dikala itu. Tim interior membuatnya seminimalis mungkin akibat keracunan unsur RAB dan Eksterior membuat se ekstrim mungkin sehingga kalau orang awam melihat design itu pasti langsung sangsi melihat mix and matchnya.

jadilah saya pontang panting. mengarang kata-demi kata agar setidaknya antara luaran dan daleman terlihat saling koneksi atau masih silsilah ketabat dekat. belum lagi perasaan 'gonduk berkepanjangan' akibat predikat sebagai konseptor ternyata benar-benar angin lalu. membayangkan garang jadinya malah arang...

yah bukan arang setidaknya.. tapi 'senang', karena actually jobdesk dua bulan yang dirangkum jadi tiga hari bisa masuk start walaupun harus dengan luka-luka...



*cover*




*a single buildings*




*detail*





*favorit layout*


I love writing..
jadi keunggulan dari segala desain ini adalah bagaimana saya menyajikannya ke dalam tulisan!!

****

“...Objek berdiri untuk melengkapi sekitarnya. begitu juga dengan lingkungan. ia ada untuk menjadi wadah bagi apa yang berdiri di atasnya. Seolah ingin menghargai alas yang dipijaknya, rumah ini menjadi lebih ramah daripada lingkungannya sendiri. ia mampu tanpa harus merepotkan. ia memberi tanpa harus imbalan. Yang pada akhirnya ia menjadi sosok yang dicintai. Menyatu bersama alam...”

Berangkat dari pemikiran diatas, rumah ini tampil sebagai alternatif pilihan. Terbentuk dari single building yang menggunakan ‘hijau’ sebagai identitas, rumah ini akan tetap dapat tampil walaupun secara massal. Ketika ia berdiri sendiri, kami mencoba mengeksplorasi seluruh kompetensi yang dimiliki massa bangunan. Tak hanya menghijaukan sekitar tapi menghijaukan si obyek itu sendiri. Kami menginginkan ia menjadi nafas bagi penghuninya. Memberikan yang terbaik dari alam untuk kemudian menjadi sebuah wacana terwujud bahwa dirinyalah sendiri alam itu.

Ketika ia harus dilakukan secara massal, kami memberikan bentuk telanjang rumah tersebut tanpa si topeng hijau. Cukup apik ketika kisi-kisi kayu bisa menggantikan posisi sebagai identitas rumah ramah lingkungan. Tampilan fasad rumah yang kekinian mengundang setiap insan untuk mengintip apa yang ada dibaliknya. Selebihnya efek-efek dramatis pada ruang akan memberikan bukti betapa hangatnya rumah ini.

****

Sub 2.2 Drawing Out the models

Posting Tugas diskusi Arsitektur Dijital Jumat 27 Februari 2009

Diagram > bisa sketsa ato bagan/susunan

sebagai bagian dari system pengajaran di University of east london, saya menanyakan para siswa jika mereka dapat menghitung berapa banyak tipe gambar umum (generic drawing) ada di dalam praktek arsitektur, atau berapa banyak jenis gambar berbeda yang sudah mereka hasilkan di dalam portfolio atau di dalam pengalaman pekerjaan mereka. ini bukan suatu pertanyaan tentang media menggambar, tetapi tentang kegunaan menggambar, saya mebicarakan tentang tipe perencanaan, tampak dan potongan, presentasi gambar dan informasi teknis, dan berbagai variasi tingkat penggambaran detil. saya berbicara tentang sket-sket konsep, diagram suatu sistim, skema struktural dan bahkan proses mendapatkan pemetaan. apa peranan dari berbagai macam jenis gambar di dalam proses desain, dan di luar? bagaimana caranya supaya dapat bekerja? Kode grafis apa yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang seharusnya ada digambar? betapa bermanfaat gambar tersebut?,kapan dan mengapa seorang perancang memilih untuk menciptakan nya pada pokoknya?

seorang siswa yang cerdas akan berkomentar bahwa yang ada sekarang hanya kebutuhan akan jenis dari gambar arsitektural. itu disebut 3-D CAD model dimana gambar 2 dimensional dapat digali secara akurat dan baik. jawaban yang cerdik, tetapi itu menerima tanpa bukti bagaimana semua informasi yang dimodelkan ada di sana pada pokoknya. apakah itu cukup untuk mengatakan bahwa desain secara apa adanya dan termodelkan secara eksklusif? apakah modeling sendiri suatu jawaban yang cukup untuk menghasilkan informasi desain yang lebih baik /mendorong ke arah desain lebih baik? sebelum kita dapat membangun informasi ke dalam suatu model, kita harus menggunakan media di mana kita dapat memisahkan masalah desain dan mengeksplornya lebih dalam. teknik sketsa masih bermanfaat. lebih dari itu, 2-D CAD (abstract diagramyang digambar dengan cepat) boleh jadi penuh dengan potensi yang tidak ditemukan

kemunculan dari gambar-gambar gereratif

jenis gambar yang berbeda memainkan peran-peran yang berbeda di dalam proses desain. tidak seperti extracted section from a CAD model, traditionally abctacted architectural drawing dapat menangkap architectural intensions dalam cara-cara yang yang mungkin tidak terkoordinir satu sama lain. kepada beberapa mungkin terlihat seperti sampah, sedangkan yang lainnya akan mengenali tipe gambar tersebut adalah suatu proses penting yang mempunyai kompleksitas yang lebih besar dalam mendesain. dari konsep awal ke instruksi kontrak, peranan dari gambar 2-dimensional susah diukur, karakteristik gambar 2-dimensional ialah tidak selengkap 3D model, kemudian 2-dimensional dapat memberikan berbagai macam outcome dalam bentuk 3D modelnya.

suatu contoh yang baik disediakan oleh component distribution diagramming (CDD), suatu metodologi yang dapat memberikan informasi tentang (model-model yang dibangun dari 2-dimensional) distribusi diagram. metodologi berasal dari suatu lebar dan aplikasi umum di dalam arsitektur, terutama jika anda memahami peran arsitek itu sebagai salah satu yang membagi space dan building component yang menggambarkan space itu sendiri. sampai saat ini, Slider Studio sudah mengembangkan pendekatan untuk desain kulit bangunan, dan mempercepat dalam membuat model perumahan, penilaian-penilaian lokasi dan masterplanning

CDD metodologi didukung oleh costumized- computational-design-software, diterbitkan di VBA untuk microstation, yang sudah berkembang untuk architectural- typology yang berbeda. Software ini memudahkan dalam mencari semi-automatic-generative-design, membuka peluang arsitek-arsitek untuk membuat diagram/sket sederhana -dengan hanya beberapa klik pada mouse -untuk menghasilkan desain yang kompleks dan komplit kedalam 3D. proses itu dapat mengambil beberapa menit bukan jam yang dibandingkan dengan drafting CAD yang tradisional atau metoda-metoda modeling. bagian yang paling sulit, bagaimanapun, adalah pemikiran desain untuk membuat suatu sket abstrak yang baik.

CDD adalah metodologi desain yang bermanfaat, memenuhi seorang arsitek untuk menguraikan masalah arsitectural yang ada sebagai suatu 'distribusi ruang' dari komponen yang lebih kecil ;masing-masing komponen berisi 'pengetahuan' arsitektural dari hal itu sendiri, bagaimana ruang-ruang dapat didistribusikan (dan bagaimana komponen tersebut harus bertindak ketika didistribusikan). ada banyak trik seseorang dapat memainkan di dalam proses CDD, meliput empat langkah-langkah yang dasar di sini. langkah-langkah ini digambarkan oleh ciptaan (by the creation of) (1) komponen dan (2) diagram, yang diikuti oleh generasi yang otomatis (3) informasi -3D model dan (4) laporan evaluasi.

menangkap pengetahuan di suatu komponen : untuk langkah yang awal, kita akan mempertimbangkan; menganggap komponen-komponen untuk dibagi-bagikan. mungkin tidak mewakil pemasangan actual constructional yang nyata tergantung atas pendekatan adopsi. Komponen tersebut perlu dikenali dan dibayangkan oleh perancang sebagai object terpisah yang dapat dirancang dan dimodelkan baik dua atau dimensi tiga, dan yang ditambahkan ke’library’ sebagai komponen-komponen yang serupa.dalam ciptaan, atau setelah event tersebut, informasi dapat ditambahkan untuk memberi komponen pengetahuan tentang bagaimana mereka dapat didistribusikan (dan dalam aplikasi tingkat advance, bagaimana komponen-komponen tersebut melakukan aksi). dengan cara ini arsitek membangun bangunan lalu medistribusikannya (figur 3)

rencana-rencana tersebut adalah sebuah generator. Tahap yang kedua melibatkan penciptaan diagram. diagram dibuat dari jenis yang berbeda dari garis dan bentuk/raut ( disebut pendekatan bentangan setelah felt-tip pen untuk mendisain). suatu perubahan kecil di dalam instruksi dari tiap penanda dapat mempunyai suatu pengaruh yang pokok pada hasil dari suatu model dan di dalam kapasitas ini, diagram jmenjadi setengah generatif. Pendistribusian diagram tidak memerlukan suatu rencana rencana, tetapi rencana muncul dengan adalah abstraksi yang utama ruang (spasi yang dapat dihuni yang terukur, dan merekam fungsi ruang untuk memiliki satu pengaruh di diagram distribusi

populasi model : tahap yang ketiga diaktifkan dengan pemilihan diagram itu untuk dipopulasikan, menunjuk pustaka komponen yang benar dan menekan suatu tombol. saat program sedang berjalan, masing-masing penanda di dalam diagram itu diuji dan menjalankan suatu perintah untuk pendistribusian. perintah ini akan sangat tergantung pada jenis dari penanda diagram dan jenis dari komponen-komponen untuk suatu masalah arsitektural yang spesifik

design metrification : tahap yang keempat di dalam proses itu adalah suatu evaluasi. setelah anda sudah menghasilkan suatu distribusi komponen model, secara penuh yang penuh dengan pengetahuan -komponen-komponen yang medasar, anda dapat mengakses data untuk mengevaluasi deberapa baik data tersebut. sudahkah anda mendapat mix-housing yang benar atau ratio perparkiran mobil? apakah solusinya untuk menemukan perbandingan-perbandingan glazing-ratio yang sesuai? dapatkah anda usahakan untuk membangun solusi ini? distribusi komponen modelyang terprogram dihasilkan dengan membaca perintah di dalam diagram yang asli - serupa dengan membangun informasi yang meliputi database yang dapat disangsikan. laporan-laporan yang disesuaikan dapat dihasilkan untuk menyediakan metric yang relevan untuk menilai desain bangunan, tetapi menuntut semakin banyak kinerja desain dan indikator mutu. For better or worse design measurement is here to stay.

Tantangan Design oleh Make

Stuart Fraser, Make Architect

kita pernah bekerja di daerah perumahan bergengsi di pusat kota London. konsep fenestration dari bangunan ini dirancang untuk mencerminkan fungsi-fungsi yang berbeda masing-masing ruang dengan aparteman lainnya. Meliputi , kamar tamu dengan luasan yang besar, jendela yang terbuka, memaksimalkan pemandangan diluar dan menangkap gambaran cahaya terang yang masuk ke dalam ruangan. sebagai pembanding, kamar tidur lebih mencerminkan perasaan intim sehingga memerlukan pencahayaan yang lebih privat dan lembut; fenestration ruangan ini terdiri dari kombinasi antara slender horisontal dan vertikal serta sedikit bumbu opening light.

menggunakan filsafat fenestration fungsional ini kita coba mengembangkan hal-hal lainnya itu untuk menghindari bagian muka gedung yang berulang namun tetap menyediakan satu irama tertentu dengan suatu hirarki visual yang jelas dan menyesuaikan dengan tiap fungsi yang berbeda. Untuk melengkapi gagasan ini, kita percaya pada cladding panel seharusnya mempunyai suatu pendekatan yang serupa, di mana panel-panel yang individu kadang-kadang dibariskan dan kadang-kadang offset dengan jarak tertentu antara satu sama lain.

Kita telah mengembangkan tipe menggambar generic milik kita sendiri untuk memahami perbedaan solusi cladding yang bersebrangan dengan fasad entri, yang disebut ‘functional elevation’. Type ini adalah stripped-back elevations, dengan nyata merekam ruang (khususnya fungsi-fungsi ruang tersebut) di balik bagian muka gedung. Sudut fungsional menyediakan suatu acuan yang strategis untuk membantu komposisi kita pada fasad, meliputi posisi fenestration yang diikuti oleh panelisasi. Studi-studi yang kami lakukan menimbulkan 11 tpe panel yang berbeda pada bangunan. Pertanyaan itu adalah :dapatkah metode komputer tingkat lanjut memperbaiki ini?

Tanggapan Slider studio

Michael Kohn

Untuk mengerjakan masalah ini, Slider mengembangkan perangkat lunak DoX (kependekan dari Death of the glass box). DoX menggunakan metodologi distribusi komponen diagramming (CDD) yang menggunakan informasi diagram untuk mendistribusikan informasi komponen-komponen tersebut. Tentu saja tergantung atas metodologi desain arsitek yang ada yaitu tingginya fungsi desain tersebut dan menyediakan semi perangkat lunak yang kuat untuk pencarian desain generatif secara otomatis.

Perangkat lunak DoX memiliki 'sel pembangun' untuk membuat komponen-komponen cladding yang primer dan sekunder, dimana dapat membedakan tipe cladding antara padat dan yang dipasangi kaca. Diagram rencana diciptakan oleh jiplakan garis luar dan meliputi penanda-penanda yang merekam fungsi-fungsi internal ruang di balik garis tersebut. Diagram ini secara otomatis diubah jadi satu tempat kumpulan naskah-naskah, menandakan di mana komponen-komponen utama yang berbeda (kaca) dapat terpisah otomatis sesuai fungsi ruangnya. DoX menempatkan komponen-komponen yang utama dan mengisi ruang-ruang sisa dengan komponen sekunder (cladding panels).

Sebagai alternatif, arsitek-arsitek itu dapat bekerja secara langsung secara meningkat, seperti regu Make memilih untuk melakukan gambar 8, dengan menggambar secara langsung tempat-tempat naskah tersebut dan menggerakkan ini untuk menyesuaikannya. Dengan mengubah lebar cladding dari tiap komponen-komponen dan menentukan toleransi-toleransi penempatan yang berbeda untuk masing-masing tempat-tempat naskah tersebut, sejumlah variasi-variasi pengangkatan dapat dihasilkan sampai satu solusi yang sesuai dengan nomor yang diperlukan dari lebar-lebar panel ditemukan. Pada akhirnya, Make menemukan suatu solusi kepada masalah cladding mereka yang menggunakan hanya empat lebar panel sebagai ganti 11. Make setuju ini tidak akan sukses tanpa bantuan dari DoX.

peran dari placeholder -variabel yang tak kelihatan

(konsep komputerisasi yang pokok dibutuhkan untuk memahami metodologi CDD seputar penggabungan pustaka2 komponen dengan penanda diangram distribusi.Penanda2 individual sangat utama ditampilkan sebagai ’placeholders’ untuk komponen yang berbeda. Penanda gambar di CDD dengan efektiv menempatkan tipe yang berbeda dari ’placeholders dengan peraturan yang mengatur hal itu. Dengan basis tersebut metodologi ini sangat open-end.

Sebuah objek ’placeholder’ dapat dipahami sebagai suatu jenis variabel yang tak terlihat , karena secara langsung mencerminkan fungsi variabel dalam bahasa program, menciptakan dan sesudah itu mengendalikannya. Lebih abstrak lagi, ketika melihat model arsitektural yang telah selesai, ’placeholders’ tersebut belum ada. Ketika menggunakan ’placeholder’ dalam model, arsitek dengan efektif mengenalkan tujuan desain secara umum tanpa memotong pilhan masa depan untuk mengubah komponen perancangan yang spesifik

peristiwa yang lain yang menarik dari placeholder itu adalah gagasan di mana satu arsitek dapat memilih derajat tingkat dari toleransi yang bisa diijinkan di dalam menempatkan satu obyek di dalam ’placeholder’. Yakni,’placeholder’ dapat lebih luas dari pada sebuah objek atau lebih dan bisa ditempatkan ke dalamnya. Tepatnya, dimana suatu objek ditempatkan dalam ’placeholder’ bisa menjadi sebjek untuk aturan yang lain –seperti peraturan yang proporsional dalam sebuah kasus dari alogaritma yang spesifik- atau itu bs menjadi sebjek atau pilihan acak, yang dieksekusi sacara manual dengan peran dari sebuah dadu atau digenerate menggunakan generator komputer yang acak. Ini menjadi tingkat dari toleransi ’placeholder’ yang dimasukkan dalam software untuk mengeksplor pola fasad yang kompleks.

metodologi model - diagram arsitektur

hubungan seorang arsitek dengan model 3D berlanjut menjadi sebuah pendewasaan sebuah teknologi yang baru diminati. CGI - photorealistic sudah muncul suatu jenis gambar/ keperluan untuk mendukung pemasaran design proposal yang menjadi jalan plintas dalam merancang. tetapi arsitek-arsitek sekarang juga turut menguji peran dari model untuk interogasi desain dan evaluasi, dan melekatkan kegunaan 3D- model ke dalam metodologi desain mereka sehari-hari. metodologi untuk membangun model yang efektif, sangat menolong dan diagram distribusi komponen mungkin punya suatu peran untuk bermain di sini, ada banyak contoh sistem distribusi di dalam desain arsitektur yang bisa dikenali dan diwakili melalui CDD.

melanjutkan model

maka, berapa banyak tipe gambar dalam medesain? Ini seperti berusaha untuk menemukan banyak tipe ikan di laut. seperti halnya arsitektur dan metodologi desain bahwa menghasilkan gambar, media gambar juga bisa berevolusi dan bermutasi. mungkin ada ratusan tingkat menggambar yang bisa diidentifikasi di dalam proses-proses desain arsitektur, dan masih banyak lagi lainnya yang akan ditemukan. beberapa gambar akan sisa sebagai tulisan cakar ayam yang sederhana mencirikan hasil kerja orang dari suatu kegiatan medesain. Kemudian yang lain akan membuat desain dengan komputerisasi yang kompleks. Computer sebenarnya adalah merupakan alat bantu dalam proses desain.